Kupu-Kupu Musholla

selamat datang ramadhan, ketika aku menulis ini, aku sudah mengamati apa saja yang sudah dilakukan orang-orang dalam menyambutnya. aku melihat ada yang sudah membicarakannya 2-3 hari sebelumnya, ada yang sibuk belanja , ada yang sibuk membawa sapu untuk membersihkan makam orang tuanya, ada yang sibuk membagikan broadcats message kepada semua contact baik kenal ataupun tidak kenal, ada juga yang menyendiri,  berdiam diri.  Merenungi apa saja yang sudah terjadi selama 11 bulan ini.

Dan yang paling dinanti dari ramadhan pertama adalah tarawih pertama. tarawih yang selalu membuat masjid atau mushola overload. dan aku pun harus kebagian tempat di shof  entah ke 7 atau 9.  dalam sholat aku hanya melihat bagaimana ketika tempat ini hanya berisi dua shof. dan tempatku berdiri hanya tempat udara lewat, debu-debu beterbangan dalam bentuknya yang kasat mata.

lalu muncullah hal aneh di langit-langit musholla. di tempat yang penuh sesak ini entah kenapa ada kupu-kupu masuk.  lalu beterbangan pelan-pelan mengitari sudut-sudut plafon. orang -orang sering bilang apabila ada kupu-kupu masuk ke dalam rumah, maka tempat itu akan kedatangan tamu. saya bingung dengan pertanda ini, tamu macam apa yang akan datang. apakah keramaian ini yang disebut tamu, toh mereka adalah warga yang juga akrab dengan musholla ini, mana mungkin bisa disebut tamu, apakah “ramadhan” ini yang dimaksud tamu? lalu untuk apa ia datang? apa ia membawa sesuatu?. aku juga masih bingung.

tapi entah kenapa di sela-sela aku memikirkan itu, aku merasa dingin,  entah rasanya seperti sepi yang membuat seolah-olah semuanya tidak ada.hanya ada suara imam, dan kupu-kupu itu saja.  aku merasa ada sesuatu yang datang . Aku cuma bisa merasakannya bahwa ia tiba-tiba bisa membuat suasana dingin,  suasana hening, dan sakral. apa benar ini yang disebut malaikat?

aku tak pernah tahu.

dan di tengah merasakan tak lazimnya suasana ini, aku melihat hal yang lebih aneh lagi. ada capung datang dan masuk ke musholla.  pada awalnya terbang seperti kupu-kupu. melayang di atas. tapi setelah beberapa saat capung itu tidak terbang wajar, tapi meliuk-liuk seperti menari dan turun meliuk-liuk melewati celah celah diantara jamaah-jamaah yang sholat.

jelas sekali sholatku tak fokus pada hakikat sesungguhnya sholat yang benar-benar merasa berhadapan langsung dengan Allah. tapi aku berfikir, apa benar ini yang disebut kehadiran yang tak terlihat. seperti ketika sholat jumat, ketika adzan malaikat-malaikat mulai berangkat berjalan bersama-sama orang orang ke masjid masjid untuk menyaksikan khotib berkhutbah. dan orang-orang tak pernah bisa melihat kehadirannya.

hingga akhirnya melihat capung dan kupu-kupu terbang, aku membayangkan bahwa dua mahluk itu adalah peri kecil yang di sayapnya menyebarkan serbuk warna-warni yang berkilauan, lalu menempel pada tubuh orang orang, seperti serangga menyebarkan serbuk sari pada tumbuhan-tumbuhan, lalu serbuk yang menempel di tubuh orang orang itu menjadi tunas yang tumbuh perlahan-lahan, menjadi cabang-cabang yang membentuk cabang baru dan mengeluarkan buah buahan yang indah dan dipetik oleh peri-peri. mungkin pahala yang muncul dari perbuatan ikhlas adalah seperti itu. entahlah, imajinasiku tak punya gambaran lain.

mungkin ini adalah indahnya kehadiran tak kasat mata, yang tak perlu diketahui tapi dinikmati,, hanya kita yang tahu nikmatnya, orang lain tak bisa melihatnya,  seperti puasa.

Tinggalkan komentar

Atas ↑