(1)
sendiri.
kesepian menggelayut di pikiranku.
menunjukkan jalan menuju malam malam kelabu
(2)
sepasang kekasih memadu cinta.
seonggok setan tersenyum merajut dosa.
hadiah untuk mereka berdua.
(3)
pukul tiga pagi.
ini waktu masih dini hari.
aku tak tidur mencarimu di kamar, di pikiran dan di ruang hati.
aku tak sadar kalau kamu menunggu berjam jam di alam mimpi.
(4)
pat gulipat.
jangan menggunting dalam lipat.
ada sesal yang datang karena cinta tak sempat.
terucap dengan kata kata yang tepat.
(5)
ibu jari, telunjuk, tengah, manis dan kelingking.
semua jarinya itu lentik lagi manis.
apa jua yang masih buat kau menangis ?.
cincin di jari manis, itu yang buat hati teriris.
(6)
pukul enam pagi di hari minggu.
sinar matahari menyusup melalui jendela dan pintu.
hari ini kau bawakan aku seprinig penuh gerutu.
padahal aku ingin setangkup roti dan madu.
(7)
senin hingga minggu jadi penanda waktu berpacu.
ada yang rindu memanggilmu dengan tersedu.
suara serak, hati sendu, bercampur menjadi alunan merdu.
dirimu menjauh terus membiarkannya berlalu.
acuh, semakin tak mau tahu makin tak tahu malu.
(8)
kaki laba laba cekatan menenun jaring di hati.
langit berpilin membentuk payung raksasa warna kelabu,
ada yang bilang hatimu sedang sendu.
tapi laba laba masih menenun jaring selambu.
untuk menjerat hatimu.
jadi makanannya.
(9)
mmmm,
di september masih ada hujan agak gerimis.
bossanova dan slowjazz tumpang tindih dalam playlist.
dalam pikiranku diputarkan gambaran wajahmu sisi demi sisi,
jadi pengantar menuju tidur yang paling aku benci.
(0)
kekosongan jadi nyata ketika disadari.
tinggal mimpi mimpi yang diputar berurutan tanpa jeda maupun spasi.
satu,dua,tiga, hingga mulai dari nol lagi.
kamu benar sudah pergi dari ruang ini,
tinggal hujan menari ,sunyi yang bernyanyi sepi.